- Di Balik Keseruan Terdapat Sisi Gelap Dalam Dunia Cosplay
- Dampak Negatif Event Cosplay untuk Wibu
- 1. Body Shaming di Event Cosplay
- 2. Cyberbullying kepada Cosplayer
- 3. Drama Pacaran Antar Cosplayer
- 4. Terror dari Wibu Stres
- 5. Rusaknya Moral dan Akhlak
- 6. Cosplay atau Bisnis? Menjual Konten Dewasa Demi Popularitas
- 7. Cari Sensasi
- 8. Narsis dan Haus Pengakuan
- 9. Sering Merugikan Pihak Penyewaan Kostum
- 10. Melakukan Hal Tidak Senonoh di Keramaian
- Kesimpulan
Di Balik Keseruan Terdapat Sisi Gelap Dalam Dunia Cosplay
Cosplay, atau sering disingkat “cosu”, adalah kependekan dari costume play yang artinya “bermain kostum”. Simpelnya, cosplay adalah kegiatan di mana seseorang atau kelompok meniru karakter dari anime, manga, game, film, novel, atau cerita fiksi lainnya. Caranya? Dengan dandan, makeup, dan pakai kostum plus aksesori yang mirip banget sama karakter yang mereka cosplay-in.
Orang yang hobi cosplay ini biasanya disebut cosplayer atau disingkat coser. Nah, mereka nggak cuma pakai kostum doang, lho. Sering juga sambil roleplay alias memerankan karakter itu—mulai dari pose, gestur, sampai gerakan ikonik ala karakter anime favorit mereka. Seru kan?
Di dunia wibu, event cosplay selalu dikaitin sama budaya Jepang, seperti anime, manga, dan game. Kalau kamu main ke acara kayak gini, pasti sering lihat cosplayer totalitas abis—kostum detail, makeup rapi, dan gaya super mirip sama karakter yang mereka perankan. Tapi, di balik keseruan cosplay, ada juga lho sisi gelap alias dampak negatif yang perlu kamu tahu. Yuk, bahas lebih lanjut!
Dampak Negatif Event Cosplay untuk Wibu
Di balik gemerlapnya event cosplay, nggak sedikit drama dan masalah yang muncul di kalangan wibu dan cosplayer. Mulai dari body shaming, cyberbullying, sampai drama pacaran yang nggak jelas. Nah, ini dia beberapa dampak negatif dari event cosplay:
1. Body Shaming di Event Cosplay
Cosplayer cakep dan tampan sering banget dapet pujian dari sesama wibu. Tapi gimana dengan mereka yang nggak sesuai “standar kecantikan” karakter anime? Misalnya, karena beda warna kulit, bentuk tubuh, atau tinggi badan. Banyak cosplayer yang akhirnya dihina, dicaci, bahkan dibully gara-gara dianggap nggak cocok sama karakter yang mereka cosplay-kan.
Parahnya lagi, body shaming ini sering dilakukan di belakang layar—lewat sosial media. Mulai dari meme, komentar pedas, sampai kritikan nggak berkelas. Bukan cuma bikin mental drop, tapi juga bikin banyak orang takut buat coba cosplay.

2. Cyberbullying kepada Cosplayer
Di era sosial media, banyak event cosplay yang minta peserta upload foto mereka. Nah, kalau ada cosplayer yang nggak memenuhi ekspektasi wibu “perfeksionis”, siap-siap deh kena hujatan di medsos. Biasanya ini mirip body shaming, tapi lebih ke arah serangan personal yang intens, seperti sindiran pedas, komentar toxic, bahkan disebar biar makin banyak yang ikut nge-bully.

3. Drama Pacaran Antar Cosplayer
Nggak sedikit drama pacaran muncul dari dunia cosplay. Mulai dari perebutan pacar antar cosplayer, tersebarnya foto atau chat pribadi, sampai fitnah sana-sini. Bahkan, ada kasus drama pacaran yang sampai melibatkan polisi gara-gara tindakan nggak masuk akal. Drama ini nggak cuma merusak hubungan antar cosplayer, tapi juga bikin citra dunia cosplay jadi jelek.

4. Terror dari Wibu Stres
Cosplayer zaman sekarang banyak yang modal buka-bukaan biar gampang dapet perhatian. Tapi sayangnya, ini juga menarik perhatian wibu “stres” yang kelakuannya aneh-aneh. Mulai dari ngestalk akun medsos, ngikutin sampai ke rumah, bahkan ganggu kehidupan pribadi mereka. Creepy banget, kan?

5. Rusaknya Moral dan Akhlak
Cosplay memang bisa meningkatkan kreativitas dan rasa kebersamaan, tapi ada juga efek negatifnya. Misalnya, banyak kostum yang terlalu terbuka dianggap biasa aja sama wibu, padahal ini nggak sesuai dengan norma budaya kita. Belum lagi, ada wibu yang jadi kebablasan open-minded, sampai melupakan nilai-nilai agama dan moral. Bahkan ada yang terpengaruh konten anime atau manga hingga kehilangan arah hidup.

6. Cosplay atau Bisnis? Menjual Konten Dewasa Demi Popularitas
Nggak sedikit cosplayer yang menjadikan cosplay sebagai “modal” untuk menjual konten dewasa, seperti foto-foto sensual atau video berbayar. Dengan dalih “costume art”, banyak yang memanfaatkan platform media sosial atau situs tertentu untuk mendapatkan keuntungan finansial. Sayangnya, ini sering membuat citra dunia cosplay jadi buruk karena dianggap identik dengan hal-hal negatif.

7. Cari Sensasi
Beberapa cosplayer sengaja bikin drama atau kontroversi untuk menarik perhatian publik. Misalnya, tampil dengan kostum super minim di acara umum atau memancing keributan dengan sesama cosplayer. Mereka biasanya melakukan ini untuk mendapatkan popularitas instan, meski sering kali malah berujung dihujat warganet.

8. Narsis dan Haus Pengakuan
Ada juga cosplayer yang terlalu narsis, hanya fokus pada diri sendiri, dan haus pengakuan. Mereka biasanya sibuk pamer di media sosial, menganggap diri mereka lebih baik dari cosplayer lain, atau bahkan merendahkan orang yang baru mulai belajar cosplay. Bukannya membangun komunitas yang positif, mereka justru bikin suasana jadi toxic.

9. Sering Merugikan Pihak Penyewaan Kostum
Nggak sedikit drama muncul karena cosplayer menyewa kostum tanpa merawatnya dengan baik. Ada yang mengembalikan kostum dalam keadaan rusak, kotor, atau bahkan nggak dikembalikan sama sekali. Hal ini bikin para pemilik usaha rental kostum sering rugi dan malas berurusan dengan cosplayer yang nggak bertanggung jawab.

10. Melakukan Hal Tidak Senonoh di Keramaian
Beberapa cosplayer ada yang kelewat batas saat menghadiri event. Contohnya, melakukan pose atau tindakan yang nggak pantas di depan umum, seperti gestur vulgar atau mesra berlebihan. Ini sering bikin pengunjung lain risih dan mencoreng citra komunitas cosplay secara keseluruhan.

Kesimpulan
Itulah beberapa sisi gelap dari dunia cosplay yang sering bikin drama di kalangan wibu. Meskipun cosplay itu seru dan kreatif, kita tetap harus bijak, ya. Jangan sampai keseruan ini malah jadi merugikan diri sendiri atau orang lain. Yuk, jadi wibu yang lebih positif dan dewasa!




